Santiago - Sebulan sudah 33 penambang Chile itu terperangkap di kedalaman 700 meter. Perjuangan mengeluarkan mereka, diperkirakan membutuhkan empat bulan.!!
Tambang yang terletak di gurun pasir Atacama itu runtuh pada Kamis 5 Agustus lalu pada kedalaman 300-400 meter. Reruntuhan bebatuan itu pun menutup jalan keluar utama. Dua hari kemudian, upaya penyelamatan yang dilakukan malah menyebabkan longsor susulan di kedalaman lebih dari 400 meter.
Misi penyelamatan di tambang tembaga San Jose itu pun semakin sulit. Insinyur memprediksikan, para penambang yang terperangkap kemungkinan baru bisa keluar pada akhir tahun ini. Hal ini berdasarkan pengalaman serupa di tambang Quecreek, Pennsylvania, AS, pada 2002 lalu.
Ketika itu, tim penyelamat Amerika membutuhkan dua hari untuk mengebor lubang sempit yang berukuran pas untuk satu orang, untuk menyelamatkan sembilan penambang yang terperangkap. Padahal kedalamannya hanya 74 meter. Sedangkan di Chile, 33 orang pada kedalaman hampir sepertiga kilometer.
"Tapi ini bukanlah mission impossible. Hanya saja, sulit untuk melakukannya," ujar Kepala Operasi Darurat Pertambangan di pemerintah AS, John Urosek, yang pernah terlibat dalam misi penyelamatan 2002 itu.
Kunci dari operasi penyelamatan penting ini adalah penggunaan mesin bor spesial yang didesain untuk menggali lubang sempit dan dalam. Mesin itu bekerja pada segala jenis bebatuan dengan jangkauan kurang lebih satu kilometer.
Pertama, sebuah lubang pilot berdiameter 33 cm akan dibuat menuju lokasi penambang itu. Berikutinya, lubang tersebut akan digantikan dengan mata bor selebar 60-70 cm. Biasanya, pada tahap ini akan banyak sisa-sisa pengeboran yang terkumpul di dasar lubang.
Kemudian, mesin bor Strata 950 itu akan digantikan dengan kapsul penyelamat yang digerakkan ke bawah dan membawa para penambang yang terjebak, satu persatu. Di Chile, mesin bor super itu dimiliki oleh perusahaan tambang Afrika Selatan, Murray & Roberts.
Mesin seberat 28,5 ton itu baru saja tiba di tambang San Jose pada Selasa (31/8) lalu dan langsung mulai bekerja. "Mesinnya bisa mencapai kedalaman 1,1 km, tergantung jenis batunya. Jadi, lokasi terjebak itu cukup sesuai dengan kemampuan bor," ujar Managing Director Murray & Roberts, Heny Laas.
Menurut perkiraan Laas, pekerjaan membor itu paling cepat membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan. Dengan asumsi, semua berjalan dengan lancar. Namun menurut Urosek, akan banyak terjadi hambatan. "Pada 2002, mata bor patah dan untuk mengeluarkannya itu membutuhkan waktu."
Bor merupakan satu masalah. Kendala lain yang akan mereka hadapi adalah bebatuan yang diharapkan cukup stabil untuk menopang proses pengeboran hingga mencapai para penambang. Selain itu, kestabilan lapisan bebatuan itu sangat diperlukan untuk mempertahankan arah.
"Pada kedalaman 700 meter, akan ada defleksi yang membuat mata bor sedikit tak tentu arah. Kami harus memastikan mata bor itu berjalan lurus ke tempat semestinya," kata Laas yang berkata proses pengeboran akan dipandu oleh komputer.
Meski begitu, membutuhkan seorang ahli lapisan tanah dan pertambangan untuk selalu memastikan bor itu berada pada titik yang tepat baik di ujung maupun pangkal lubangnya. Lubang evakuasi itu juga harus dipastikan takkan kolaps.
"Beberapa meter terakhir biasanya sangat lambat. Kami harus berhati-hati agar lubang lubang itu tak rusak oleh proses pengeboran itu sendiri," imbuh Urosek. Penambang yang terjebak juga harus membersihkan bebatuan sisa pengeboran yang diperkirakan mencapai 12-15 ton per harinya.
Sementara itu, keluarga dan kerabat 33 penambang menanti di permukaan dengan harap-harap cemas. Apalagi, para penambang itu baru bisa dikontak pada 23 Agustus atau 18 hari setelah mereka terperangkap.
Meski emosional, mereka memuji tanggapan cepat dari Presiden Sebastian Pinera.
No comments:
Post a Comment