Monday, March 7, 2011

STARLET SE 1991 THE ART OF TRANSFORMATION

Ayo tebak, Starlet putih ini apakah klan GT atau Starlet SE? Kalau yang enggak cermat, pasti langsung ‘nyebut’ sedan dua pintu besutan Apip Ginanjar adalah Starlet JDM. Padahal hatchback lansiran ‘91 ini enggak ubahnya dengan Starlet SE. Apip yang juga pembalap mobil retro mengungkapkan keinginannya untuk beda dari yang lain, “Tapi untuk modifikasi Starlet GT, enggak begitu susah kok, yang penting masih nyaman buat harian.” Sebetulnya, Apip bisa saja memboyong Starlet GT dari Jepang utuh, akan tetapi jiwa modifikasi yang telah lama tertanam membuat opsi swap klan dipilih pria 27 tahun ini. Eits, kolektor mobil retro ini enggak hanya ganti grill GT saja yang jamak dilakukan. Tapi semua yang ada pada GT, terpasang di SE ini. “Enggak ada kesulitan saat transformasi bodi dan mesin, karena antara GT dan SE mempunyai dimensi yang sama,” terang Dani, kerabat Apip dan juga kepala bengkel Autoworkz. Yang sulit cuma saat mencobanya! Pertama, tiba-tiba sedan premium mendekat. Seorang berbadan tegap berjas hitam berkaca mata keluar dari tunggangannya dan bertanya, “Starlet ini mobil mau dijual, Mas?” Kedua, saking nafsu ngebejek gas hingga 180 km/jam, saya ditangkap polisi. Surat tilang pun melayang. Pasarah deh.

Pertama-tama, kulit Starlet ?ditelanjangi’! : Yang tersisa hanya rangka dan sasis. •Kemudian di-reinforce pada bagian dudukan mesin dan rangka tengah. : Perlakuan ini dilakukan karena mesin 3F akan digusur dan menggantikan 3F-TE yang sudah mengaplikasi turbo. Jadi tulang harus dibuat lebih kuat untuk mencegah sasis terlipat saat diajak manuver ekstrem. •Bumper, kap mesin dan grill GT punya dudukan yang pas dengan SE. : Sehingga mounting body tidak mengalami penggeseran. Dimensi yang sebelas-duabelas ini membuat semua dudukan bodi GT terpasang ngeplak, tanpa ada yang harus diubah. Bahkan dudukan head lamp sudah kompatibel dengan SE. Semudah ganti baju! •“Yang paling sulit adalah memundurkan pilar B!” ungkap Dani. : Pintu GT yang lebih panjang 10 cm membuat pilar B ikut mundur mengikuti besarnya pintu GT. Dari pada di-customize, lebih gampangnya memboyong atap GT beserta tulang pilarnya, mulai dari pilar A-C, agar dalam pemasangan pintu jadi lebih mudah. •Ruang kosong di pintu belakang ditutup dengan pelat galvanis. : Paket bodi Starlet GT tidak menyiapkan bodi belakang. Maka dari itu, untuk menutupi celah kosong, pelat galvanis dengan ketebalan 1,8 mm digunakan Apip sebagai pilihannya. Setelah itu, galvanis tadi mengikuti kontur bodi dari pintu depan sampai bagian ‘bokong’ dan lekukan garis atas dari kaca samping sehingga tampak serasi dan terlihat seperti asli.

 Dasbor lebih sporty dengan menggunakan GT. : Tidak ada yang diubah, semua pas dan tidak mengalami perubahan. Bahkan cover dan center console juga dapat diaplikasi tanpa masalah. •Speedometer bawaan GT harus dipasang. : Kurang lengkap jika speedometer GT belum diaplikasi. Apalagi yang sudah subtitusi mesin 3F-TE, speedometer GT harus terpasang karena terpadat indikator boost controler pada GT yang terletak di bagian tengahnya. •Apip masih punya hutang! : Karena belum mendapatkan hand rest trim untuk bangku penumpang. Waktu pesan bahan GT, Apip pasrah belum mendapatkan Hand rest untuk bangku penumpang. Alhasil, “Cuma satu yang kurang, SE gua bakal ketahuan kalau lihat dari kabin belakang karena enggak ada hand rest, tapi sampai sekarang gua terus hunting nih,” ucap Apip. Mau dibantuin?
Bentuk mesin yang sama tidak mengubah dudukan mesin standar Starlet. : Bentuk dimensi yang sama membuat modifikasi lebih cepat, tetapi bantalan karet harus diperkuat dengan merek TRD. •Penambahan force induction pada 3F-TE harus memperkuatkan sasis. : Dengan output power yang sudah naik 50 % dari standar Starlet, sasis ‘kudu’ diperkuat agar kesetabilan saat meliuk-liuk di jalan lebih mumpuni. •ECU standar mampu mengontrol boost turbo sampai 0,8 Bar. : Standarnya, tekanan boost maksimal dari ECU Starlet GT hanya 0,4 Bar, tapi Apip menyuntik boost hingga 0,8 Bar dengan kondisi ECU standar. “Masih aman, Bos,” terang Apip. Hasilnya, output power melonjak sampai 180 hp dengan kondisi jeroan standar.
 RUMAH MODIFIKASI:
Mesin, cat & kaki-kaki: Autoworkz, Karet Pendurenan (Setia Budi), Jakarta Selatan Audio: Prisma Audio, Arteri Kedoya (Panjang), Jakarta Barat SPESIFIKASI: Engine swap 3F-TE, porting & polish, per klep TRD, kopling set TRD, kabel busi TRD, busi NGK Iridium, custom exhaust piping 2 inci, header TRD, blow off HKS, strut bar Cusco, adjustable suspension TRD, kampas rem Endless, disc brake + rear brake pada Starlet GT, velg Advan Racing RG-II 15x7 inci, baut roda SSR, bumper depan Starlet GT, engine hood Starlet GT, grill & lampu depan Starlet GT, fender depan Starlet GT, pintu depan Starlet GT, side skirt Starlet GT, bumper belakang Starlet GT, lampu belakang Starlet GT, wing spoiler Starlet GT, roof Starlet GT, kaca full Starlet GT, jok racing Recaro SR, pedal set Sparco, shift knob TRD, gauge meter Auto Meter, boost timer Pivot, setir Sparco, dasbor Starlet GT, speedometer Starlet GT, head unit Alpine, speaker Quarts, power ADS 500 W

No comments:

Post a Comment